Kamis, 13 Desember 2012

Ku Bahagia Karena Aku Masih Mencintaimu

Pada suatu hari, dini hari... 
Seorang lelaki mendatangi seorang perempuan dan berkata : 
"Wahai perempuan... Jangan pernah kau bersedih. Jangan pernah pula kau menangis lagi. Jangan pernah menangisiku... Aku ingin melihatmu bahagia... Bahagia tanpa diriku..."Dan perempuan itu hanya menganggukkan kepalanya... 

Lelaki itu tak pernah tahu bahwa kata-katanya tlah menyakiti hati si perempuan, tak pernah tahu bahwa hari itu satu-satunya hari terburuk bersamanya... Dan tak pernah tahu bahwa setelahnya itu tangis si perempuan tumpah menahan peluh yang membanjiri hatinya. 

...Beberapa waktu kemudian______ 

di suatu malam... 
Dalam sujudnya, si perempuan terisak... dan berbisik lirih... 

"Wahai lelakiku... Bahagiakah kau saat ini.?? Dulu kau pernah bilang, kau ingin aku bahagia. Kau pun pernah berkata pada wanita-wanita yang menyayangimu, kau ingin mereka semua bahagia. Kini mereka telah menemukan kebahagiaannya seperti katamu... Berkat dirimu, mereka tlah bahagia... Aku pun begitu... Aku kini juga menemukan kebahagiaanku... Bahagiaku karna aku mencintaimu. Masih mencintaimu. Selalu mencintaimu. Bahagiaku bisa mencintai lelaki seperti dirimu. Caraku mencintaimu tak kan membuatku menangis lagi. Wahai lelakiku... Jangan pernah bersedih hanya karna mereka tak memilihmu... Aku yakin perasaan itu masih ada dihati mereka. Kau tahu kenapa.? Karna kau memang pantas untuk dicintai oleh setiap wanita. Aku bersyukur dapat mencintai dirimu, pernah menjadi bagian dari hidupmu. Wahai lelakiku... Ku ingin kaupun bahagia... Bahagia dengan caramu sendiri..." 
... Ya Allah lindungilah dia untukku..." 



#salam rindu untuk lelaki sepi



"My Memory"
01.39 PM 26-0ct-2011 

Rabu, 12 Desember 2012

Air mata Jadi saksi


Sering ku mencoba melupakan dirimu, namun sakid hati tak pernah hilang
Biarlah lukaku kan ku rawat sendiri, walau pedih kurasakan...
Harumnya bunga cinta yang dulu kau janjikan,
Hingga ku terlena dalam pelukmu
Kini kusadarai walau terlambat sudah
Biarlah kutanggung derita ini

Malam tiada bintang hanya ada angin lirih
Berdesir menyibakkan rambutku
Haruskah ku sesali apa yang telah terjadi
Cinta ku telah ternoda

Hancur hati ini bila ku ingat dirimu
Hanya air mata jadi saksi bisu dalam hidupku
Entah sampai kapan ku harus hidup begini
Tiada teman ku lagi tempat ku mengadu dan untuk mengeluh


*Di populerkan oleh Poppy Mercury

Selasa, 04 Desember 2012

Rainy Weather


Pada awalnya, ketika air matamu membasahi lengan bajuku,
Ku kira aku hanya akan menunggu dan membiarkanya kering
Tapi air mata tersebut menjadi awan dan angin yang lebih besar
Dan jatuh sebagai hujan yang membasahi langkah kakiku
Ketika hujan yang tidak dapat berhenti, tidak dapat dihindari, jatuh diatasku,
Kemana aku harus pergi??
Aku kehilangan jalanku...
Walaupun aku ingin lari, kau tinggal dipikiranku
Dan membuatku ingin terus kembali
Aku ingin melindungimu...berada disisimu...
Dan aku akan memperlakukanmu dengan baik
Sementara aku kehujanan, aku pasti telah menjadi gila saat itu

Sejak awal...
Ketika air matamu membuat lengan bajuku basah
Aku berpikir untuk menunggu sampai lengan bajuku kering
Jadi aku berdiri sementara waktu
Tapi, malah menjadi masalah yang lebih besar
Angin yang kencang dan hujan lebih lebat menghentikan langkahku
Mereka datang semua...
Air matamu, cintamu dan cintaku yang menjelma hujan, menahanku untuk pergi
Saat aku terkena hujan yang tidak bisa dihindari dan dihalau
Dan kehilangan arah yang harus kulalui
Walau aku ingin pergi jauh, aku akan tetap kembali
Aku ingin disampingmu, aku ingin selalu menyayangimu
Aku ingin menjaga dan melindungimu
Aku tak akan pernah pergi meninggalkanmu

Namun semua telah berubah...
Aku tidak boleh disampingmu
Tidak boleh mendekat, tidak dapat lagi menyayangimu,
Tidak dapat menjaga dan melindungimu
Aku harus pergi...
Menjauh dari hidupmu...
Tak dapat kembali lagi...
Walaupun begitu, aku akan tetap mengawasimu dari jauh...


"My Memory"
Yogyakarta, 16-Sept-2011

Rabu, 14 November 2012

Setelah Kepergianmu

Aku selalu mengingatmu, meski ku tahu itu menyakitkan...

Ku buka handphone ku, tak ada lagi kamu yang selalu memenuhi inbox-ku, tak ada lagi ucapan selamat pagi dan selamat tidur untukku. Tak ada lagi canda tawamu yang selalu mengiringiku dalam kebahagiaan, tak ada lagi leluconmu yang membuatku tartawa. Tak ada lagi tatapan yang membuat jantungku berdebar dan menyejukkan hati. Tak ada lagi genggaman tanganmu yang selalu membuatku kuat akan setiap masalah yang menghampiriku. Tak ada lagi pelukanmu yang membuatku tentram dan merasa aman di dekatmu. Kini, sekarang ada sesuatu yang hilang, tak lagi sama seperti dulu.

Aku berharap hari-hariku bisa berjalan dengan mulus seperti biasanya., walau tak ada kamu disampingku. Kini, aku mencoba menjalani semua aktivitasku seperti biasa. Dan aku bisa menjalani itu semua walau hatiku terasa kosong, hampa tanpa ada dirimu yang menemaniku setiap harinya. Tapi, aku harus tetap tegar dengan semua ini. Setelah kepergianmu, aku menyadari betapa aku mencintaimu. Setelah kepergianmu, kamu merampas semua cinta dan kebahagiaan yang kupunya, melarikan ke tempat asing yang justru tak tahu dimana keberadaannya. Siksaanmu begitu besar untukku, dan aku terlalu lemah untuk mendapatkan cobaan ini, aku begitu lemah untuk mendapatkan goresan luka di benakku yang semakin hari semakin bertambah.

Hari dimana sekali lagi kamu berjanji padaku tak kan meninggalkanku dan menangis karena mengira aku datang padamu hanya untuk meninggalkanmu, kamu berkata tak ingin kehilanganku, aku pikir kita akan bersama selamanya. Tapi untuk kedua kalinya kamu meninggalkanku. Masih ku ingat jelas ketika aku mematahkan kalung pemberianmu, kamu bilang, "tidak perlu kalungnya, mas udah punya ad'...". Nyatanya aku tak dapat milikimu. Hingga beberapa minggu kemudian kamu menjauhiku, kamu pergi, kamu menghilang dari kehidupanku, berbulan-bulan kamu tak mengirimku kabar sama sekali. Hal itu membuatku marah dan aku berfikir kamu memutuskan ku secara sepihak, tanpa tahu permasalahannya apa. Ku putuskan untuk melupakanmu. Kemudian, kamu menghubungiku di hari jadianku bersama kamu. Entah mengapa hatiku tergugah untuk mencarimu, mungkin karena rasa rindu teramat dalam selama berbulan-bulan kepergianmu. Kita berkencan di malam minggu penuh emosi, kita juga berkencan dihari lain saat kamu memberikanku senyuman terindah. Sebenarnya saat itu hatiku menolak karena kamu bukan pacarku lagi. Aku berkata kepada kamu, lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah menghubungiku lagi, cari wanita lain di luar sana yang lebih baik dariku. Tapi nyatanya kamu terus meminta maaf padaku atas kesalahan kemarin telah menjauhiku. Kamu bilang kamu menyayangiku tapi tak tahu harus bersikap. Namun  ini bukan cara yang benar. Aku tak bisa menerima hal itu. Hingga sampai kamu berlutut pun tak akan bisa aku menjadi pacarmu lagi. Dan itu artinya sekarang kamu dan aku hanya sebatas teman. Padahal sebenarnya aku benci dengan perpisahan ini...

Entah mengapa jika aku mengingat itu semua, beribu-ribu penyesalan selalu menghampiriku. Apakah kamu terluka karena ku?

Kita itu seperti saling menyakiti, tanpa tahu apa permasalahan yang sebenarnya.

Aku menangis sejadi-jadinya di dalam heningnya malam, atas dasar bahwa aku memang benar mencintaimu. Aku merasa kehilangan sosok pahlawanku. Sementara aku selalu melihatmu dekat dengan wanita lain. Kamu tak pernah tahu bahwa terkadang aku di sini menangis melihatmu bersamanya, aku cemburu...

Aku marah pada diriku sendiri, mengapa aku begitu sulit untuk melupakanmu? Sedangkan kamu disana dengan mudahnya melupakanku. Tuhan...sungguh ini tak adil bagiku. Ingin rasanya aku hilang ingatan, agar aku tak mengenalimu dan kenangan dulu bisa terhapus di dalam memori otakku. Itulah jalan satu-satunya untuk saat ini. Hari berganti hari, aku terus menjalani hidupku tanpa dirimu. Dan aku merasa semakin hari aku selalu menyesali kesalahanku padamu. Apakah kamu disana sudah mendapatkan pengganti diriku? Aku harap kamu masih mengharapkanku, karena ku disini selalu mengharapkan kehadiranmu dihidupku lagi. Apakah kamu disana selalu memikirkanku? seperti aku yang selalu memikirkanmu. Aku hanya ingin tahu isi hatimu saat ini. Apa kamu tak pernah berpikir tentang isi hatiku saat ini? yang semakin hari semakin mendung karena tak ada lagi yang menyinari hatiku.

Di dalam mimpiku kamu selalu ada untukku, dan kamu milikku. Tapi ternyata, di dalam kehidupan nyata, kau hanyalah mimpi untukku dan aku sulit menggapaimu kembali. Tak ada hal yang mampu ku perjuangkan selain membiarkanmu pergi dan merelakanmu untuk orang lain yang pantas mendapatkanmu. Aku berusaha menikmati kesedihanku, kesakitanku hingga ku terbiasa akan semua hal itu. Aku selalu meneteskan air mata untukmu, padahal setiap butiran air mata yang jatuh itu semakin aku merindukanmu dan sulit untuk melupakanmu. Kini aku merasa jatuh cinta padamu yang bukan milikku lagi.

Tapi aku punya Tuhan, punya keluarga dan sahabat, yang selalu ada untukku. Dan juga punya seorang kekasih yang sangat mencintaiku. Aku percaya pada Tuhan... Tuhan pasti sedang menguji kesabaranku saat ini, dan pasti ada jalan keluar di balik ini semua. Mungkin di mataku kamu yang terbaik untukku, tapi belum tentu kata Tuhan kamu yang terbaik untukku. Aku percaya dan yakin bahwa skenario Tuhan adalah yang paling indah.

Kamis, 18 Oktober 2012

Surat untuk Oppa

Aku mengagumimu... Selalu mengagumimu... Sejak dulu...
Sejak sebelum ada apa-apanya antara kita. Kau banyak mengajarkanku arti kehidupan dan bagaimana hidup yang seharusnya aku jalani, apa itu arti cinta, kasih sayang, pengorbanan, ketulusan, dan tentu saja sebagian iman... Walau kau sendiri mengakui kau tak sebaik itu. Entah sadar atau tidak, segala sesuatu yang kau ucapkan secara tidak sengaja padaku selalu kusimpan dalam memoriku. Dan semua itu membuatku belajar...
Dulu... Sering kali aku berkata pada diri sendiri mengapa pasanganku tidak seperti kamu... Ah tidak, tapi mengapa pasanganku tak mempunyai pemikiran seperti cara kamu berfikir? Andai saja aku lebih dulu bertemu denganmu sebelum aku bertemu dengannya...
Semakin lama aku semakin mengagumimu... Bukan, aku rasa saat itu aku belum jatuh cinta. Di depan teman-temanku, ku katakan aku mengidolakanmu, dan amat sangat menghormatimu laiknya seorang Ayah, seorang kakak kandung laki-lakiku yang tak kupunya. Setiap kali pasanganku menyakitiku, entah bagaimana juga kamu selalu hadir menghiburku tanpa tahu bahwa aku memang sedang bersedih, dan dengan segala caramu membuatku tersenyum kembali walau hanya sebuah ejekan kecil. Kau selalu ada... Selalu hadir...dimanapun...hampir disetiap nafasku...
Dan tiba-tiba saja semua berubah...
Yah, semua terjadi secara tiba-tiba dan sangat cepat...
Oppa... Oppa... Oppa... Sejuta kali kulafalkan namamu agar ku selalu mengingat hari dimana aku telah merubahmu... Tak kan pernah kumaafkan diriku yang telah membuat hidupmu kacau balau seperti ini. Semua karena adanya diriku dalam hidupmu... Ku tahu semua bukan salahmu, aku berhak mendapatkan semua sakit ini.
Yang Baik menjadi Buruk, yang Buruk menjadi Baik... Kau... Aku... Oppa...