Rabu, 14 November 2012

Setelah Kepergianmu

Aku selalu mengingatmu, meski ku tahu itu menyakitkan...

Ku buka handphone ku, tak ada lagi kamu yang selalu memenuhi inbox-ku, tak ada lagi ucapan selamat pagi dan selamat tidur untukku. Tak ada lagi canda tawamu yang selalu mengiringiku dalam kebahagiaan, tak ada lagi leluconmu yang membuatku tartawa. Tak ada lagi tatapan yang membuat jantungku berdebar dan menyejukkan hati. Tak ada lagi genggaman tanganmu yang selalu membuatku kuat akan setiap masalah yang menghampiriku. Tak ada lagi pelukanmu yang membuatku tentram dan merasa aman di dekatmu. Kini, sekarang ada sesuatu yang hilang, tak lagi sama seperti dulu.

Aku berharap hari-hariku bisa berjalan dengan mulus seperti biasanya., walau tak ada kamu disampingku. Kini, aku mencoba menjalani semua aktivitasku seperti biasa. Dan aku bisa menjalani itu semua walau hatiku terasa kosong, hampa tanpa ada dirimu yang menemaniku setiap harinya. Tapi, aku harus tetap tegar dengan semua ini. Setelah kepergianmu, aku menyadari betapa aku mencintaimu. Setelah kepergianmu, kamu merampas semua cinta dan kebahagiaan yang kupunya, melarikan ke tempat asing yang justru tak tahu dimana keberadaannya. Siksaanmu begitu besar untukku, dan aku terlalu lemah untuk mendapatkan cobaan ini, aku begitu lemah untuk mendapatkan goresan luka di benakku yang semakin hari semakin bertambah.

Hari dimana sekali lagi kamu berjanji padaku tak kan meninggalkanku dan menangis karena mengira aku datang padamu hanya untuk meninggalkanmu, kamu berkata tak ingin kehilanganku, aku pikir kita akan bersama selamanya. Tapi untuk kedua kalinya kamu meninggalkanku. Masih ku ingat jelas ketika aku mematahkan kalung pemberianmu, kamu bilang, "tidak perlu kalungnya, mas udah punya ad'...". Nyatanya aku tak dapat milikimu. Hingga beberapa minggu kemudian kamu menjauhiku, kamu pergi, kamu menghilang dari kehidupanku, berbulan-bulan kamu tak mengirimku kabar sama sekali. Hal itu membuatku marah dan aku berfikir kamu memutuskan ku secara sepihak, tanpa tahu permasalahannya apa. Ku putuskan untuk melupakanmu. Kemudian, kamu menghubungiku di hari jadianku bersama kamu. Entah mengapa hatiku tergugah untuk mencarimu, mungkin karena rasa rindu teramat dalam selama berbulan-bulan kepergianmu. Kita berkencan di malam minggu penuh emosi, kita juga berkencan dihari lain saat kamu memberikanku senyuman terindah. Sebenarnya saat itu hatiku menolak karena kamu bukan pacarku lagi. Aku berkata kepada kamu, lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah menghubungiku lagi, cari wanita lain di luar sana yang lebih baik dariku. Tapi nyatanya kamu terus meminta maaf padaku atas kesalahan kemarin telah menjauhiku. Kamu bilang kamu menyayangiku tapi tak tahu harus bersikap. Namun  ini bukan cara yang benar. Aku tak bisa menerima hal itu. Hingga sampai kamu berlutut pun tak akan bisa aku menjadi pacarmu lagi. Dan itu artinya sekarang kamu dan aku hanya sebatas teman. Padahal sebenarnya aku benci dengan perpisahan ini...

Entah mengapa jika aku mengingat itu semua, beribu-ribu penyesalan selalu menghampiriku. Apakah kamu terluka karena ku?

Kita itu seperti saling menyakiti, tanpa tahu apa permasalahan yang sebenarnya.

Aku menangis sejadi-jadinya di dalam heningnya malam, atas dasar bahwa aku memang benar mencintaimu. Aku merasa kehilangan sosok pahlawanku. Sementara aku selalu melihatmu dekat dengan wanita lain. Kamu tak pernah tahu bahwa terkadang aku di sini menangis melihatmu bersamanya, aku cemburu...

Aku marah pada diriku sendiri, mengapa aku begitu sulit untuk melupakanmu? Sedangkan kamu disana dengan mudahnya melupakanku. Tuhan...sungguh ini tak adil bagiku. Ingin rasanya aku hilang ingatan, agar aku tak mengenalimu dan kenangan dulu bisa terhapus di dalam memori otakku. Itulah jalan satu-satunya untuk saat ini. Hari berganti hari, aku terus menjalani hidupku tanpa dirimu. Dan aku merasa semakin hari aku selalu menyesali kesalahanku padamu. Apakah kamu disana sudah mendapatkan pengganti diriku? Aku harap kamu masih mengharapkanku, karena ku disini selalu mengharapkan kehadiranmu dihidupku lagi. Apakah kamu disana selalu memikirkanku? seperti aku yang selalu memikirkanmu. Aku hanya ingin tahu isi hatimu saat ini. Apa kamu tak pernah berpikir tentang isi hatiku saat ini? yang semakin hari semakin mendung karena tak ada lagi yang menyinari hatiku.

Di dalam mimpiku kamu selalu ada untukku, dan kamu milikku. Tapi ternyata, di dalam kehidupan nyata, kau hanyalah mimpi untukku dan aku sulit menggapaimu kembali. Tak ada hal yang mampu ku perjuangkan selain membiarkanmu pergi dan merelakanmu untuk orang lain yang pantas mendapatkanmu. Aku berusaha menikmati kesedihanku, kesakitanku hingga ku terbiasa akan semua hal itu. Aku selalu meneteskan air mata untukmu, padahal setiap butiran air mata yang jatuh itu semakin aku merindukanmu dan sulit untuk melupakanmu. Kini aku merasa jatuh cinta padamu yang bukan milikku lagi.

Tapi aku punya Tuhan, punya keluarga dan sahabat, yang selalu ada untukku. Dan juga punya seorang kekasih yang sangat mencintaiku. Aku percaya pada Tuhan... Tuhan pasti sedang menguji kesabaranku saat ini, dan pasti ada jalan keluar di balik ini semua. Mungkin di mataku kamu yang terbaik untukku, tapi belum tentu kata Tuhan kamu yang terbaik untukku. Aku percaya dan yakin bahwa skenario Tuhan adalah yang paling indah.

Kamis, 18 Oktober 2012

Surat untuk Oppa

Aku mengagumimu... Selalu mengagumimu... Sejak dulu...
Sejak sebelum ada apa-apanya antara kita. Kau banyak mengajarkanku arti kehidupan dan bagaimana hidup yang seharusnya aku jalani, apa itu arti cinta, kasih sayang, pengorbanan, ketulusan, dan tentu saja sebagian iman... Walau kau sendiri mengakui kau tak sebaik itu. Entah sadar atau tidak, segala sesuatu yang kau ucapkan secara tidak sengaja padaku selalu kusimpan dalam memoriku. Dan semua itu membuatku belajar...
Dulu... Sering kali aku berkata pada diri sendiri mengapa pasanganku tidak seperti kamu... Ah tidak, tapi mengapa pasanganku tak mempunyai pemikiran seperti cara kamu berfikir? Andai saja aku lebih dulu bertemu denganmu sebelum aku bertemu dengannya...
Semakin lama aku semakin mengagumimu... Bukan, aku rasa saat itu aku belum jatuh cinta. Di depan teman-temanku, ku katakan aku mengidolakanmu, dan amat sangat menghormatimu laiknya seorang Ayah, seorang kakak kandung laki-lakiku yang tak kupunya. Setiap kali pasanganku menyakitiku, entah bagaimana juga kamu selalu hadir menghiburku tanpa tahu bahwa aku memang sedang bersedih, dan dengan segala caramu membuatku tersenyum kembali walau hanya sebuah ejekan kecil. Kau selalu ada... Selalu hadir...dimanapun...hampir disetiap nafasku...
Dan tiba-tiba saja semua berubah...
Yah, semua terjadi secara tiba-tiba dan sangat cepat...
Oppa... Oppa... Oppa... Sejuta kali kulafalkan namamu agar ku selalu mengingat hari dimana aku telah merubahmu... Tak kan pernah kumaafkan diriku yang telah membuat hidupmu kacau balau seperti ini. Semua karena adanya diriku dalam hidupmu... Ku tahu semua bukan salahmu, aku berhak mendapatkan semua sakit ini.
Yang Baik menjadi Buruk, yang Buruk menjadi Baik... Kau... Aku... Oppa...

Senin, 23 Juli 2012

Diaaa (try to forget you)



I keep thinking of how much i love talking to you...

How good you look when you smile
How much i love your laugh
I day dream about you off and on,
Replaying pieces of our conversation
Laughing at funny things that you said or did...
I've memorized your face and
the way that you look at me...
I catch myself smiling again at what i imagine...
I wonder what will happen the next time we are together
and even though nothing will come out of this,
I know one thing for sure, for once...
I don't care,
I cherish every moment i have with you...


I Love You... :')

Sabtu, 21 Juli 2012

Waiting For You


neoege haji motan maldeuri nun gameumyeon jakku tteoolla
gieogeul dameunchaero meomchwodun naui sarang, neoreul saenggakhae
gyeote dugo banghwanghaetdeon naldeureul huhoehago isseo
naui jinsimi deulliji annni
neoreul gidaryeo sesangi kkeutnal ttaekkaji
neol gidaryeo unmyeongi mageul geu sungankkaji
ijen naega neoege modu jul su inneunde
naegero dagaol su eomni sojunghan nae saram
hamkke han gieokdeureul jiugo amu ildo eopdeon geotcheoreom
moreunda mareul haedo gaseumi neoreul meonjeo arabojanha
neowa bonaen sigandeuri neomaneul gidarigo isseo
majimak sarang neo hanainde
neoreul gidaryeo sesangi kkeutnal ttaekkaji
neol gidaryeo unmyeongi mageul geu sungankkaji
ijen naega neoege modu jul su inneunde
naegero dagaol su eomni sojunghan nae saram
hollo ijeul sudo bakkul sudo eomneun i sarang
neoui binjarie nameun honjatmal
naui gyeote itdeon neoui soneul japji motan geotcheoreom
dasin neoreul nochi anheul tenikkan
**bogo sipeotdeon bogo sipeotdeon maeumi neomu keojyeoseo
neoreul hyanghan balgeoreum neuryeo jigo itjiman
cheoeum mannan geotcheoreom neoreul saranghal geoya
meomchwoitdeon naui gaseume huhoe eomneun sarangeul…

My Only One - Han Saram

il nyeoneul harucheoreom gieogui sigancheoreom
sarangiran cham boiji anha deo apa
huhoero dorawado gaseume namgyeojyeodo
saranghaetdeon geu mam geudaero

maeumi mareul hae nae mameul eotteokhae
han georeum du georeumssik cheoncheonhi gal geol
sarangiraneun ireumeuro dagawa
gaseum soge gidae neon utgon haetji

naui maeum soge damgyeojyeo sarang gaseum soge namgyeojyeo
apahaetdeon geu mankeumui goin nunmuldo
ijen nae gaseume namgyeodulge yeongwonhi
eonjena nae maeum ane han saram

saenggageun nagetjiman mutjineun anketjiman
saranghaetdeon mam geojiseun anil tenikka
gieoge mudeonoko gaseume damanoko
saranghaetdeon geu mam geudaero

gameun du nun sairo deullineun sumsori
onjongil nareul bodeon neoui geu moseup
nado moreuge nae maeume deuriwojyeotdeon
areumdaun gieogi nama

naui maeum soge damgyeojyeo sarang gaseum soge namgyeojyeo
apahaetdeon geu mankeumui goin nunmuldo
ijen nae gaseume namgyeodulge yeongwonhi
eonjena nae maeum ane han saram

ajikdo saranghanda malhalge
babocheoreom jinan nae mamui sarang
neowa hamkke bonaen sigandeul neoui areumdaun yaksokdeul
gieokhani tto geumankeum damgin sarangeul
gakkeum geu sarange utgo isseo nae mami
dasi saranghae nae maeum ane han saram