Arsip

Ramadhan ke-2 with "Bunda Kholifah"

Gak terasa sudah satu tahun berlalu aku lewati... Kali ini entah mengapa tiba-tiba saja aku mengingatnya.Tanpa terasa air mata pun mengalir di pipiku. Rasa sesak menghimpit dada.. sakit! 
Ramadhan telah tiba... Ini ramadhan keduaku mengenalnya... Mengenalnya secara diam-diam... Dalam hatiku. Dia seorang Ibu.. Namun bukan Ibu biologisku. Satu tahun yang lalu aku mengenalnya dari seseorang. Sebuah cerita yang memilukan mengenainya terpatri dalam jiwaku. Perjuangan seorang Ibu, Kasih sayang seorang Ibu, ku perdengarkan dari orang itu. Betapa kuatnya Ibu itu... Itulah Ibu... seorang pejuang tanpa tanda jasa. Aku hanyut dalam kisah itu... Aku mengutuki diriku sendiri yang selama ini telah banyak menyakiti Ibu kandungku. Selama ini aku tak pernah tahu bagaimana penderitaan seorang Ibu. Ibuku... Aku selalu saja menyalahkannya tanpa mau mengerti perasaannya. Dari Bunda Kholifah aku bisa memahami penderitaan yang dilalui Ibuku. Ibuku yang malang...

Bunda Kholifah
Hai Bunda...
Apa kabarmu disana? semoga engkau selalu berbahagia... Tentu anda sangat bahagia, memiliki anak-anak yang sangat menyayangi anda... Aku iri Bunda... Iri karena sayangku pada Ibuku tak sebesar sayang anak-anakmu pada anda. Karena rasa hormatku pada Ibuku tak sehormat anak-anakmu pada anda. Ibuku yang malang... Dia pasti sangat sedih mempunyai anak-anak seperti aku.
Bunda... Bukankah ini ramadhan keduamu? Ini juga ramadhan keduaku Bun.. Ramadhan keduaku bisa mengenal Bunda. Walau kita tak pernah bertemu, engkau bisa merasakan kehadiranku kan Bun... Aku menyayangimu Bunda... Aku ingin engkau disana bahagia, ingin menggantikan rasa sakitmu ketika disini menjadi damai ketika disana. Aku menyayangimu bukan tanpa alasan Bun... Namun bukan pula karena sebuah alasan. Mkasudku, aku menyayangimu semata-mata karena engkau seorang pejuang hebat, engkau mungkin panutanku, darimu pula aku menyadari arti seorang Ibu, darimu aku dapat mengerti penderitaan Ibuku, darimu aku dapat melihat Ibuku. Engkau menyedarkanku pentingnya seorang Ibu...
Dady, Me, and Mom
Bunda kau tahu, aku menangis saat kau pergi... Kau tahu Bunda, aku ingin sekali mengenalmu lebih jauh, aku ingin sekali berdiskusi denganmu, aku pun ingin sekali mengobati rasa sakitmu. Tapi Tuhan berkehendak lain. Aku tak diizinkan mengenalmu. Mungkin Tuhan murka padaku karena aku terlalu jahat pada Ibuku sehingga Tuhan mengambil satu-satunya panutanku.
Bunda... Selamat Idul Fitri...
Meski masih kurang satu bulan lagi, tapi aku ingin mengucapkan yang pertama kali buat Bunda...
Sampai jumpa kembali Bunda...


*Wallahualam..     

Tidak ada komentar: